Membangun ASN Profesional dan Tantangan Beratnya -->

dprd nganjuk

dprd nganjuk

Javatimes

Membangun ASN Profesional dan Tantangan Beratnya

javatimesonline
13 Maret 2025

Agus Heri Widodo, S.Sos mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen di Unesa Surabaya

OPINI, JAVATIMES -- Setiap kali pergantian kepemimpinan Kepala Negara maupun Kepala Daerah, kerap kita temui pada salah satu visi misinya adalah tentang peningkatan profesionalisme ASN.


Pasalnya, seorang ASN yang memiliki sikap profesional dapat memposisikan dirinya atas tugas, tanggungjawab dan rasa hormat, kesopanan serta integritas yang sesuai dalam berurusan dengan masyarakat.


Hal ini, dianggap cukup penting dalam birokrasi, dimana ASN sebagai sumber daya utama dalam pemerintahan, diharap dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pro rakyat dengan hasil akhir mampu mendorong tercapainya visi misi yang telah dicanangkan didalam program unggulannya.


Namun demikian, tidak jarang, perwujudan ASN profesional berhenti setelah mereka terpilih dan menjabat sebagai kepala negara atau daerah. Penguatan integritas ASN hanya sebatas slogan dan jargon semata.


Masyarakat hanya disuguhi pepesan kosong atas integritas ASN yang mampu menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan etika yang berlaku. Integritas menuntut ASN untuk bertindak secara jujur, profesional, serta mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu hanya bagian mimpi yang sulit untuk diwujudkan.


Oleh sebab itu, penting kiranya adanya pembahasan tentang seperti apa sebenarnya dan apa yang perlu dilakukan untuk membangun ASN berintegritas dan profesional.


Tantangan Meritokrasi 

Mungkin kita sering dengar pameo yang tersebar secara luas di masyarakat, dimana, dalam manajemen tidak akan mendapatkan hasil yang berbeda jika cara dan jalan yang ditempuh selalu monoton.


Kadang kalanya, kita perlu keluar dari konteks tersebut dengan inovasi yang mungkin agak ekstrim tapi tidak ngawur. Hal ini dimaksud agar ASN tidak lagi menjadi ajang balas budi atau balas dendam pada proses pemilu atau pemilukada kemarin.


Tidak ada lagi kata kedekatan dan nepotisme seperti biasanya serta tidak ada lagi rasa nyaman berada di puncak karir tanpa bisa diturunkan kalau kinerjanya tidak jelas bahkan dibawah kata standart. Salah satu jalan yang harus ditempuh ASN hanya melalui prinsip meritokrasi.


Sementara garis besar, meritokrasi adalah siatem.pengelolaan ASN yang didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, kinerja, integritas dan moralitas. Hanya mereka yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang tepat, berkinerja tinggi, berintegritas dan memiliki moralitas yang baik-lah yang patut mendapatkan reward (penghargaan). 


Tapi sebaliknya mereka yang kurang kompeten, kinerjanya tidak jelas, tidak berintegritas dan tidak bermoral patut mendapatkan punishment (hukuman). 


Lalu muncul tantangan baru yakni, bagaimana mengimplementasikan prinsip meritokrasi dengan ukuran yang jelas, objektif, transparan dan akuntabel sehingga mendapatkan keputusan manajemen ASN berkualitas, meski harus mengeluarkan pernyataan oknum ASN dianggap berkinerja buruk karena pembuktiannya mudah dan dapat dipertanggungjawabkan. 


Tantangan Manajemen ASN Dalam Birokrasi 

Dianggap tantangan karena banyak indikator yang terkadang hanya sebagai lips service belaka dan tidak menggambarkan analitis yang jelas. Suatu contoh, ijasah tidak selalu menggambarkan kapasitas analitis berbasis teori. 


Apalagi keikutsertaan ASN dalam diklat tidak selalu berbanding lurus dengan kompetensi. Dimana pangkat/golongan yang tinggi, banyak yang tidak menggambarkan kemampuan memimpin yang handal, belum lagi, kerja keras hingga sering lembur jarang sekali mendapatkan pencapaian kinerja yang sesuai harapan. Ini lantaran indikator yang digunakan kurang tepat.


Agar semua itu tidak lagi terjadi, perlu adanya perumusan langkah-langkah yang tepat, dengan melihat kembali dari tujuan manajemen SDM atau manajemen ASN dalam birokrasi. 


Secara umun tujuan manajemen ASN adalah Membantu pemerintah dalam mewujudkan visi dan misi yang telah dicanangkan melalui penyediaan ASN yang berkinerja tinggi sehingga ASN memberikan kontribusi yang besar dalam upaya terwujudnya visi dan misi tersebut.


Sementara untuk, mendorong ASN berkinerja tinggi maka manajemen ASN diarahkan untuk mendorong terwujudnya hal-hal yang mempengaruhi kinerja ASN yang meliputi 2 hal yakni kemauan dan kemampuan ASN.


Kemauan ASN dalam konteks teori manajemen dapat disebut sebagai motivasi. Motivasi tinggi dalam diri seseorang manakala kebutuhan-kebutuhannya dapat dipenuhi, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan lain yang lebih tinggi seperti eksistensi dan aktualisasi diri. 


Oleh karena itu, manajemen ASN berkepentingan untuk mengupayakan motivasi ASN melalui pemenuhan berbagai kebutuhan ASN. 


Dengan demikian, manajemen ASN disamping untuk kepentingan pemerintah tetapi juga harus memperhatikan kepentingan ASN sendiri, atau dengan kata lain, manajemen ASN harus mampu menyeimbangkan antara kepentingan pemerintah (organisasi) dengan kepentingan ASN (individu pegawai).


Satu hal lagi yang perlu diperhatikan pada manajemen ASN, yaitu cara memiliki kemampuan atau kompetensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam semua pekerjaannya. 


Penempatan ASN Sesuai dengan Karakteristik 

Disinilah pentingnya menempatkan ASN yang tepat pada jabatan yang tepat yaitu menempatkan ASN dengan segala karakteristik potensi dan kompetensi yang dimilikinya ditempatkan pada jabatan yang dalam pelaksanaan tugasnya membutuhkan karakteristik dan potensi yang sama dengan yang dimiliki ASN tersebut.


Satu hal lagi, yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan yakni, integritas dan moralitas ASN, karena kemampuan dan kemauan yang tinggi tidak akan mendukung pencapaian visi dan misi bila loyalitasnya rendah, berani melanggar etika dan aturan demi mencapai tujuannya dan bahkan tidak segan menyelewengkan kewenangan untuk kepentingan yang lebih sempit. 


Oleh karena itu rekam jejak atas pelanggaran etika dan aturan perlu digunakan sebagai catatan korektif dalam mengambil kebijakan dalam manajemen ASN.


Dengan melandasi ketiga hal di atas, maka manajemen ASN sudah mengupayakan agar ASN memiliki peluang untuk memberikan kontribusi terbaiknya melalui kinerja terbaiknya.



Penulis : Agus Heri Widodo, S.Sos

Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen di Unesa Surabaya