Bagian dasar pondasi pembangunan Puskesmas Jelakombo Jombang
JOMBANG, JAVATIMES -- Mencuatnya kabar soal adanya proyek yang bersumber dari anggaran negara namun diduga tak sesuai spesifikasi teknis, mendapat respon dari Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Jombang hingga konsultan pengawas.
Menurut Kadinkes Jombang, dr. Hexawan Tjahja Widada, soal pembangunan Puskesmas Jelakombo yang memiliki pondasi diduga tidak menggunakan luluh bisa ditanyakan kepada konsultan pengawas.
Mohon komunikasikan dengan pengawas di lapangan bapak, ujar Hexawan melalui pesan WhatsAppnya, dikutip Senin (10/3/2025).
Atas jawaban dari Hexawan, lantas kontributor Javatimes mengonfirmasi konsultan pengawas.
Menurut konsultan pengawas, informasi soal minimnya atau tidak adanya luluh dalam pengerjaan pondasi pembangunan Puskesmas Jelakombo adalah hoax.
Pernyataan ini sekaligus membantah pengakuan salah satu pekerja pembangunan Puskesmas Jelakombo yang mengungkap soal pondasi yang minim akan perekat atau luluh.
Menurut saya hoax mas, tegas konsultan pengawas melalui pesan WhatsAppnya, dikutip Senin (10/3/2025).
Dikatakan konsultan pengawas tersebut, pengerjaan tersebut sudah sesuai spesifikasi teknis.
Yang menunjukkan tidak ada luluh atau tidak ada spesimen yang mana ya mas. Mohon maaf menurut saya sudah sesuai spek, kata konsultan pengawas.
Di tempat lain, salah satu konsultan pengawas Kabupaten Jombang berinisal AL yang diminta tanggapan soal dugaan ketiadaan luluh menyebut jika hal itu benar terjadi, maka merupakan perbuatan melawan hukum.
Kalau pondasi tanpa luluh ada mas, tapi lapisan bawah seperempat dari penampang pondasi utama volumenya, urai AL.
Kalau tidak ada luluh di tengah ya maling mas, imbuh AL.
Diberitakan sebelumnya, salah satu pekerja pembangunan Puskesmas Jelakombo mengungkap jika pondasi bangunan Puskesmas hanya ada tumpukan batu tanpa diperkuat perekat berupa luluh atau perekat lainnya.
Pekerjaane banyak yang dipalsu, ndisor dipasang watu tok gak onok luluhe (Red/Bahasa Jawa: Pekerjaan bangunan Puskesmas banyak dimanipulasi, bagian bawah hanya dipasang batu tanpa luluh), ungkap salah satu pekerja yang tidak mau disebutkan namanya kepada awak media, Rabu (5/3/2025).
Dikatakan pekerja ini, pemberian luluh pondasi hanya ketika tumpukan batu itu tertata, sehingga dari kasat mata terlihat diberi luluh.
Pelunasan baru di-kek-i luluh (setelah selesai pemasangan batu baru dilapisi luluh di bagian atas), kata pekerja ini, sebut saja Pelo.
Atas kondisi itu, Pelo yang kesehariannya sebagai pekerja bangunan merasa was-was apabila hal itu terus dibiarkan dan tidak segera dibongkar. Karena hal tersebut berisiko akan bergesernya bangunan.
(Kondisi itu) sangat berisiko pada bergesernya bangunan di saat nanti beban atas mulai terbangun mas, urai Pelo.
Selain kondisi pondasi yang memprihatinkan, hal lain yang membuat Pelo hilang kesabaran adalah soal upah yang diberikan oleh pihak pelaksana pekerjaan.
Meski Pelo tak menyebut berapa besaran upah yang diterima, namun dia menyatakan jika upahnya jauh di bawah harga semestinya.
Sehingga tak ayal dengan kondisi itu membuatnya hendak hengkang dari pekerjaan itu.
Aku ate metu paling, bayarane juga gak cocok blas mas (aku mau keluar, upahnya tidak cocok), keluh Pelo.
(Gading)