Cerita Salah Satu Pekerja Pembangunan Puskesmas Jelakombo Jombang: Pondasi Minim Luluh hingga Upah Rendah -->

dprd nganjuk

dprd nganjuk

Javatimes

Cerita Salah Satu Pekerja Pembangunan Puskesmas Jelakombo Jombang: Pondasi Minim Luluh hingga Upah Rendah

javatimesonline
06 Maret 2025

Pondasi pembangunan Puskesmas Jelakombo yang dinilai pekerja dikerjakan ala kadarnya

JOMBANG, JAVATIMES -- Pembangunan pusat kesehatan masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas memiliki peranan penting bagi suatu daerah. Termasuk di antaranya dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 


Tujuan itu dapat terwujud apabila pengerjaanya sesuai ketentuan standar konstruksi serta Rancangan Anggaran Biaya (RAB).


Seperti halnya di wilayah perkotaan Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Lebih tepatnya Kelurahan Jelakombo.


Di wilayah kelurahan itu, kini nampak sejumlah pekerja sedang bekerja melakukan pembangunan Puskesmas dengan anggaran yang cukup fantastis, yakni senilai lebih dari Rp 5 miliar.


Sayangnya, untuk mencapai tujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dirasa cukup berlebihan. 


Pasalnya salah satu pekerja pembangunan Puskesmas Jelakombo mengungkap bahwa pekerjaan tersebut dikerjakan asal-asalan.


Menurutnya, salah satu yang paling terlihat adalah pondasi bangunan Puskesmas. Dimana menurut pekerja ini, tumpukan batu sebagai dasar pondasi tidak diperkuat perekat berupa luluh atau perekat lainnya. 

Pekerjaane banyak yang dipalsu, ndisor dipasang watu tok gak onok luluhe (Red/Bahasa Jawa: Pekerjaan bangunan Puskesmas banyak dimanipulasi, bagian bawah hanya dipasang batu tanpa luluh), ungkap salah satu pekerja yang tidak mau disebutkan namanya kepada awak media, Rabu (5/3/2025).


Dikatakan pekerja ini, pemberian luluh pondasi hanya ketika tumpukan batu itu tertata, sehingga dari kasat mata terlihat diberi luluh.

Pelunasan baru di-kek-i luluh (setelah selesai pemasangan batu baru dilapisi luluh di bagian atas), kata pekerja ini, sebut saja Pelo.


Atas kondisi itu, Pelo yang kesehariannya sebagai pekerja bangunan merasa was-was apabila hal itu terus dibiarkan dan tidak segera dibongkar. Karena hal tersebut berisiko akan bergesernya bangunan.

(Kondisi itu) sangat berisiko pada bergesernya bangunan di saat nanti beban atas mulai terbangun mas, urai Pelo.


Selain kondisi pondasi yang memprihatinkan, hal lain yang membuat Pelo hilang kesabaran adalah soal upah yang diberikan oleh pihak pelaksana pekerjaan.


Meski Pelo tak menyebut berapa besaran upah yang diterima, namun dia menyatakan jika upahnya jauh di bawah harga semestinya.


Sehingga tak ayal dengan kondisi itu membuatnya hendak hengkang dari pekerjaan itu.

aku ate metu paling, bayarane juga gak cocok blas mas (aku mau keluar, upahnya tidak cocok), keluh Pelo.


Merespon pengakuan salah satu pekerja, Kepala Dinas Kesehatan Jombang dr Hexawan Tjahja Widada yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsAppnya membantah adanya pondasi yang tidak diberi luluh. Dia menyatakan bahwa semua sudah sesuai spesifikasi.


Namun demikian, dia akan segera berkomunikasi dengan konsultan untuk memastikan kebenaran itu.

Ngapunten bapak pelaksanaannya sesuai dengan jadwal dan sesuai spek-nya, coba saya komunikasikan dengan konsultan bapak, jawab Hexa singkat.



(Gading)