![]() |
Pembangunan PJU di Desa Kedungpari, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang |
JOMBANG, JAVATIMES -- Baru-baru ini Dusun Sumberingin - Sumberbendo, Desa Kedungpari, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, jadi rasan-rasan masyarakat sekitar.
Bukan tentang keindahannya, bukan pula terkait kemajuannya. Melainkan tentang pembangunan penerangan jalan umum (PJU) yang menyerap biaya besar namun diduga tidak sesuai dengan spesifikasi fisik di lapangan.
Nilai anggaran pekerjaan tersebut sebesar Rp 150juta, yang tersebar di 33 titik. Sementara anggarannya berasal dari bantuan khusus keuangan (BKK) tahun anggaran 2024.
Masyarakat beranggapan nilai itu terlalu besar untuk pekerjaan yang diduga dikerjakan secara asal-asalan.
Hal itu terlihat dari kondisi fisik pemasangannya, di mana tampak sejumlah tiang PJU melenceng dari umpak beton pondasi, suatu hal yang menunjukkan pekerjaan tanpa adanya benangan, juga terlihat umpak beton tidak adanya finishing seperti acian plesteran
Iya mas, pemasangan PJU di dua dusun tersebut baru saja selesai beberapa bulan yang lalu, namun sangat disayangkan hasilnya tidak karuan, kata warga setempat yang enggan disebut namanya dalam pemberitaan, Rabu (13/2/2025).
Coba njenengan lihat cara memasang tiang ada yang miring ada juga terlalu kepinggir dari umpak beton, bahkan umpak betonnya tidak dibenangi dan tidak diaci, padahal anggarannya sangatlah besar, masa pekerjaan itu tidak masuk hitungan, imbuhnya.
Terlebih sepengetahuan dia, pekerja pembangunan PJU di lingkungannya tidak berasal dari warga setempat.
Kalau tidak salah yang mengerjakan itu orang dari luar desa, dan setiap kali ada bangunan ya orang itu-itu saja yang mengerjakan, kelihatannya sih sudah langganan sama pihak desa. Dan sudah beberapa tahun ini selalu dia yang ditunjuk untuk melaksanakan proyek desa, bebernya.
Di tempat terpisah, warga lainnya (sebut saja Warlok) menduga ada mark up anggaran dalam pekerjaan pembangunan PJU di Dusun Sumberingin - Sumberbendo.
Saya menduga, dari total anggaran tersebut sengaja di mark up agar bisa dibuat bancakan bersama-sama, termasuk juga untuk aspiratornya, katanya Rabu (12/2/2025).
Menurutnya ada banyak material dalam pembangunan PJU yang kualitasnya rendah.
Kalau dihitung per titik anggarannya sekitar Rp 4,5 juta. Itu nilai yang cukup besar, namun bisa kita lihat seperti apa spesifikasi yang ada di lapangan dan pekerjaannya juga nampak amburadul, keluh Warlok.
Warlok merinci, spesifikasi fisik PJU yang terpasang di antaranya pipa PJU memakai besi galvanis berdiameter 3 inci dengan kombinasi lengan tunggal 3/4 inci. Kemudian kabelnya Twisted 2x10 mm.
Lalu lampu yang digunakan yakni LED streetlight antara 40-50 Watt, klem pipa, pearching conector, APP 1 Fassa, penyetelan PJU, dan saklar PJU.
Dari semua item material atau bahan yang digunakan untuk pengerjaan PJU desa Kedungpari, harga satuannya tergolong yang biasa, wajar kalau kita menduga terjadi banyak penyimpangan pada proyek tersebut, bebernya.
Lantas pihak perencana pekerjaan PJU itu survei harga bahan ke toko mana, kok sampai bisa per titik PJU menelan biaya hingga 4 juta lebih, tanya Warlok.
Sebagai warga penerima manfaat, Warlok sangat menyayangkan pembangunan PJU tersebut.
Ia berharap pihak terkait segera turun tangan untuk melakukan audit terhadap pekerjaan tersebut.
Saya sebagai warga asli Desa Kedungpari sangat menyayangkan dengan kondisi pembangunan PJU. Karenanya kami meminta agar pemerintah dan APH bisa turun untuk mengecek langsung kondisi pembangunannya. Jika benar ditemukan pelanggaran, maka sudah sepantasnya mereka dihukum sesuai aturan yang berlaku, pungkasnya
Sementara untuk mencari kebenaran informasi tersebut, kontributor Javatimes mencoba konfirmasi ke Pemerintah Desa Kedungpari melalui sekretaris desanya (sekdes) melalui pesan WhatsApp, namun hingga berita ini tayang sekdes belum memberikan keterangan apapun.
Sedianya sekdes sempat terlihat mengetik, namun tidak jadi memberikan jawaban.
(Gading)