Kades Pacewetan Nganjuk Buka Suara Usai Perangkat Desanya Diduga Rusak Fasilitas Umum -->

dprd nganjuk

dprd nganjuk

Javatimes

Kades Pacewetan Nganjuk Buka Suara Usai Perangkat Desanya Diduga Rusak Fasilitas Umum

javatimesonline
19 Februari 2025

Jembatan penghubung di Dusun Patran, Desa Pacewetan, Kecamatan Pace, Nganjuk, yang diduga dirusak oknum perangkat desa setempat 

NGANJUK, JAVATIMES -- Kepala Desa Pacewetan, Kecamatan Pace, Nganjuk, Fajar Nusantoro buka suara soal adanya jembatan penghubung di Dusun Patran, desa setempat, tanpa adanya sayap atau pagar pembatas.


Hal ini sebagai tindak lanjut atas adanya pengakuan warga yang menduga sayap jembatan penghubung tersebut, dirusak oleh oknum perangkat desa setempat.


Disampaikan Kades Fajar saat dikonfirmasi Javatimes, pada Selasa (18/2/2025) perihal pengakuan warga yang kini menjadi sorotan publik di Nganjuk tersebut, pihaknya menyatakan bahwa kabar pengrusakan pagar pembatas jembatan tidak sepenuhnya benar.


Dia menjelaskan bahwa pemangkasan sayap jembatan telah disampaikan kepala dusun setempat alias kamituwo kepada masyarakat setempat.


Bahkan, lanjut Fajar, kamituwo juga mengundang sejumlah pihak untuk membahas pembongkaran sayap jembatan itu.

Dikumpulkan di rumah kamituwo. Yang hadir ada RT, RW, dan tokoh masyarakat, ucap Fajar saat dikonfirmasi melalui nomor WhatsAppnya


Menurutnya, dari penyampaian hingga pertemuan di rumah kamituwo, masyarakat banyak yang setuju. Namun demikian, Fajar juga mengakui bahwa ada sejumlah masyarakat yang tidak setuju atas pembongkaran sayap jembatan.

Yang mempermasalahkan memang ada, tapi satu orang dua orang, beber Fajar.


Meski ada pihak yang tidak sepakat atas pembongkaran itu, diakui Fajar pembongkaran itu tetap saja dilakukan.


Fajar mengatakan bahwa pembongkaran itu untuk jalur combi ke area persawahan.

Itu dibongkar karena dibuat jalur combi. Tapi itu sifatnya sementara, katanya itu nanti diperbaiki, kata Fajar


Selain untuk jalur combi, Fajar beralasan bahwa pemangkasan itu juga sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya banjir.


Karena ketika sayap jembatan itu terpasang, maka sampah akan menyangkut di sisi-sisi sayap jembatan.

Sebenarnya kalau masyarakat sepakat diperbaiki, ya diperbaiki. Tapi kalau diperbaiki ya saat ada banjir sampahnya nyangkut di situ, karena air sering meluap sampai menutupi jembatan, aku Fajar.


Untuk banjir tahun ini saja tanaman padi milik petani sampai menyerupai laut, imbuhnya.


Di sisi lain, pembongkaran itu juga tidak dilakukan secara sepihak oleh kamituwo, melainkan tercatat dalam berita acara tertanggal 3 Maret 2023. 


Meski begitu, Fajar mengungkapkan bahwa berita acara itu tidak memiliki kop dan stempel resmi dari pemerintah desa setempat.

Ada berita acaranya, ungkap Fajar sambil mengirimkan berita acara dengan tulisan tangan dan tanpa kop resmi pemerintah desa setempat.


Saat ditanya soal tidak adanya kop surat dan stempel, Fajar beralasan tidak ada yang mempersoalkan hal tersebut.

Kalau saya panggil, ya tidak ada masalah. Saya juga panggil dari beberapa orang, juga menyampaikan tidak ada masalah, gitu, aku pria berusia 46 tahun.


Di sisi lain, Fajar juga menjelaskan bahwa pembangunan jembatan itu dikerjakan secara swadaya masyarakat.


Menurutnya, pihak yang paling banyak menyumbang adalah keluarga dari perangkat desa yang diduga membongkar sayap jembatan tersebut.

Setahu saya jembatan itu dibangun secara swadaya, pihak keluarga kamituwo yang paling banyak menyumbang, tandasnya.




(AWA/Gading)