![]() |
Keluarga korban saat menceritakan kejadian dugaan pengeroyokan |
JOMBANG, JAVATIMES -- Kasus dugaan pengeroyokan yang dilakukan puluhan oknum pesilat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Perak, Kabupaten Jombang berbuntut panjang.
Setelah korban melaporkan peristiwa itu ke polisi dengan nomor surat tanda terima laporan STPL/06/II/2025/SPKT/POLSEK PERAK/POLRES JOMBANG/POLDA JAWA TIMUR, Minggu (9/2/2025), pihak korban dan keluarga korban enggan berdamai.
Bukan tanpa alasan, hal utama adalah agar kasus serupa tidak terulang.
Terlebih, adanya konvoi dengan aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum pesilat sering membuat warga was-was. Ketika kasus serupa berakhir dengan damai, hal itu dinilai menjadi potensi kasus serupa akan terulang.
Ya harus lanjut, sampai persidangan. Karena ini menjadikan warga was-was, harus ditindak tegas, oknum-oknum yang menggangu kamtibmas harus ditindak tegas, kata Siswantoro (55) orang tua korban, Senin (10/2/2025).
Dia menyebut, kasus dugaan pengeroyokan yang terjadi agar terus diusut sampai ke akar. Ayah korban mengatakan, 1 orang dikeroyok 20 orang dengan alasan tidak jelas merupakan perilaku yang tidak manusiawi.
Ini tidak manusiawi, anak saya dari pondok gadingmangu silaturahmi ke rumah saudara temannya, saat mau pulang ke Lengkong sempat mampir isi bensin di SPBU perak, tiba-tiba datang tidak kurang dari 20 orang tanpa ada pertanyaan apapun langsung memukul menendang bahkan ada yang memukul pakai helm, saat anak saya jatuh kemudian di injak injak orang sebanyak itu, terangnya.
Senada diungkapkan Ibu korban, Sugiarti (42), ia juga enggan berdamai dengan para pelaku.
Sembari meneteskan air mata, ia mengaku sedih melihat anaknya dikeroyok puluhan orang.
Saya menangis, melihat video anak saya dikeroyok, saya tahunya dari media sosial, saya nangis, keluh Sugiarti yang beralamat di Kecamatan Lengkong, Nganjuk.
Kesaksian Sugiarti, anaknya dikenal dengan anak yang pendiam dan nurut orang tua.
Anak saya tidak pernah neko-neko, kok bisa sampai dihajar kayak gitu, ya Allah, blai slamet, ucapnya
(Gading)