Respon Warga Pasca Sidak di Babadan: Copot Kepala DLH Nganjuk dari Jabatannya -->

BPN

BPN

Javatimes

Respon Warga Pasca Sidak di Babadan: Copot Kepala DLH Nganjuk dari Jabatannya

javatimesonline
31 Januari 2025

DLH Kabupaten Nganjuk bersama DPMPTSP dan Forkopimcam Patianrowo menggelar sidak ke tempat usaha pengolahan limbah dan pengembangan peternakan di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Nganjuk.

NGANJUK, JAVATIMES -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nganjuk bersama Dinas Penanaman Modal Pelayanan Satu Pintu (DPMPTSP) dan Forkopimcam Patianrowo menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke tempat usaha pengolahan limbah dan pengembangan peternakan di Desa Babadan, Kecamatan Patianrowo, Nganjuk.


Tidak Mengambil Sampel

Dalam sidak tersebut, mereka terpantau tidak mengambil sampel. 


Sekali pun tidak melakukan pengambilan sampel, namun mereka secara meyakinkan menyampaikan bahwa tidak terjadi pelanggaran apa pun dalam kegiatan usaha yang dijalankan pengelola bernama Sutikno alias Stn.

Bau saja kita larinya ke laboratorium, nanti siapa yang membiayai, seperti itu, kilah Kepala DLH Nganjuk, Subani saat sidak kemarin, Kamis (30/1/2025).


Warga Geram

Atas kesimpulan itu, lantas membuat warga setempat geram.

Menurut saya pernyataan para pihak, terkhusus Kepala DLH dalam sidak cukup aneh. Mereka tidak melalukan apa pun tapi bisa mengambil kesimpulan bahwa tidak terjadi pelanggaran, ucap salah satu warga setempat, sebut saja Rohman (51) kepada Javatimes, Jumat (31/1/2025) sore.


Terlebih, Rohman juga menyayangkan adanya pernyataan dari Kepala DLH Subani yang menyampaikan bahwa butuh banyak biaya untuk melakukan pengambilan sampel.

Kata-kata butuh biaya itu yang sangat menyakiti hati masyarakat Desa Babadan. Tidak semestinya kepala dinas yang menangani persoalan limbah mengatakan seperti itu, ucap Rohman.

Lokasi yang diduga sebagai tempat pengolahan limbah (Foto: Sabtu, 25 Januari 2025)

Pertanyakan Tujuan Sidak

Atas jawaban itu, Rohman lantas menanyakan esensi daripada kegiatan sidak tersebut.

Kalau pernyataannya butuh biaya untuk mengambil sampel dan uji laboratorium, lantas untuk apa mereka-mereka datang sidak, itu kan sama saja bohong, kata Rohman.


Seharusnya, kata Rohman, sebagai wakil dari pemerintah daerah, DLH responsif dan tanggap atas keluhan dari masyarakat.

Persoalan ini sudah menahun loh, warga juga sudah pernah demo. Bahkan mereka-mereka yang datang saat sidak kemarin (Kamis) juga pernah ikut mediasi bersama warga saat itu. Tapi anehnya kok tidak ada perhatian serius, tanya Rohman.


Bahkan, lanjut Rohman, apa yang dilakukan mereka dalam sidak seakan hanya menghabiskan anggaran negara saja.

Sekarang apa yang dilakukan mereka, mereka tidak mengambil sampel, tidak bertanya kepada warga terdampak, bahkan irit bertanya kepada pengelola. Ini membuktikan bahwa mereka tidak sungguh-sungguh dalam melakukan sidak, pungkas Rohman.


Dianggap Berpihak ke Pengelola 

Sementara warga lainnya, Rohim (bukan nama sebenarnya) juga memberikan komentarnya atas gelaran sidak yang dilakukan oleh wakil dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk.

Jawaban dari mereka (Kepala DLH Subani) tidak melegakan masyarakat. Seakan-akan berpihak pada pengelola. Apa mungkin karena mereka mendapatkan sesuatu ya, tanya Rohim.


Seharusnya kata Rohim, sebagai wakil dari Pemkab Nganjuk, mereka lebih berpihak kepada masyarakat, karena telah menimbulkan bau hingga masyarakat terganggu dalam beraktivitas.

Kalau mereka menyatakan tidak ada bau, ya karena mereka tidak datang saat proses pengolahan. Coba saja datang saat pengelola melakukan penggilingan hingga penjemuran, ya baunya di mana-mana, urai Rohim.


Ayolah bapak-bapak yang terhormat, bekerjalah untuk masyarakat banyak, bukan untuk melindungi pengusaha yang telah meresahkan masyarakat, imbuh Rohim.


Ancam Demo dan Minta Kepala DLH Dicopot 

Rohim mengancam, jika tak ada penanganan serius dari Pemkab Nganjuk, maka dirinya akan mengajak warga yang lain untuk melakukan aksi unjuk rasa.

Ini bukan untuk kepentingan saya pribadi, tapi untuk masyarakat banyak. Sejak adanya pengolahan limbah, masyarakat sudah resah. Jika ini terus dibiarkan, maka kami akan mengajak masyarakat untuk unjuk rasa hingga ke (Kantor Bupati) Nganjuk, ancam Rohim.


Selain mengancam melakukan unjuk rasa, Rohim juga mendesak agar Penjabat (Pj) Bupati Nganjuk segera melakukan evaluasi terhadap kinerja Kepala DLH Subani dan jajarannya.

Kami minta agar Pj Bupati segera mengevaluasi kinerja daripada Kepala DLH saat ini. Jika perlu copot dari jabatannya, karena kurang cakap dalam melakukan pengawasan dan bekerja, tutup Rohim.




(AWA)