Proyek Jembatan Desa Mungkung Nganjuk Senilai Rp 9,2 Miliar Akan Dilaporkan -->

Javatimes

Proyek Jembatan Desa Mungkung Nganjuk Senilai Rp 9,2 Miliar Akan Dilaporkan

javatimesonline
07 Desember 2024

Hamid Effendi saat melihat kondisi jembatan Desa Mungkung

NGANJUK, JAVATIMES -- Baru-baru ini beredar video yang menyebutkan sayap jembatan Desa Mungkung, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, yang menjadi bagian dari jembatan penghubung antar kecamatan, ambrol.


Hal itu terjadi setelah diguyur hujan deras hingga membuat tanah penahan sayap jembatan bergerak.


Sebagai akibatnya, bagian sayap jembatan sebelah selatan sisi timur ambrol sepanjang puluhan meter.


Mengetahui hal tersebut, aktivis LSM Kabupaten Nganjuk, Hamid Effendi pun angkat bicara. 


Menurutnya, ambrolnya sayap jembatan Desa Mungkung tidak saja disebabkan oleh derasnya air hujan.

Ada faktor lain yang membuat sayap jembatan itu mudah ambrol, kata Hamid, Sabtu (7/12/2024).


Disebutkan Hamid, salah satu faktornya adalah kurangnya pengawasan dari konsultan pengawas dan satuan kerja.

Lemahnya pengawasan dan kurang maksimalnya kerja dari konsultan pengawas dan satuan kerja (jadi penyebab sayap jembatan mudah tergerus air), kata Hamid.

Kondisi jembatan Desa Mungkung pada Jumat (6/12/2024) pagi

Hamid beranggapan, dengan nilai kontrak Rp9,2 miliar, semestinya CV Arkananta sebagai pelaksana pekerjaan dapat memberikan kualitas yang terbaik bagi pembangunan jembatan di Desa Mungkung.

Harusnya maksimal pekerjaan jembatan (Desa) Mungkung yang didanai lebih dari Rp9,2 miliar, harusnya keliatan megah, bukan kateng trembel (asal-asalan) kayak gini, ucap Hamid. 


Jika hal tersebut tidak segera mendapat penanganan, kata Hamid, maka akan ada potensi kerusakan lainnya yang menyebabkan jembatan tak bisa digunakan

Saya meyakini jika tidak segera ada penanganan, maka sayap-sayap di sisi lainnya juga akan ikut tergerus air, katanya.


Dan apabila itu terjadi, ini akan lumpuh. Akhirnya jembatan ini ditutup untuk perbaikan lagi, sehingga aktivitas warga, anak sekolah, dan lain sebagainya terhambat lagi, imbuh Hamid.


Untuk itu, agar hal ini tak tak menjadi spekulasi liar, Hamid berencana akan mengumpulkan sejumlah bukti untuk dilaporkan kepada aparat penegak hukum (APH).

Kami akan mengumpulkan beberapa alat bukti untuk melaporkan kepada APH, pungkasnya.


Sekadar informasi, proyek pembangunan jembatan jembatan penghubung antara Kecamatan Rejoso dan Kecamatan Bagor ini menelan anggaran Rp 9.293.766.000, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD Nganjuk tahun 2024.


Proyek ini digarap oleh CV. Arkananta dengan durasi waktu pengerjaan selama 150 hari, sejak 19 Juni 2024. Proyek tersebut dibawah kendali Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nganjuk.



(AWA)