Jagoan KIM Tumbang di Nganjuk, Ini Penyebabnya? -->

Javatimes

Jagoan KIM Tumbang di Nganjuk, Ini Penyebabnya?

javatimesonline
03 Desember 2024

Pengamat hukum dan politik Anang Hartoyo dan pasangan calon Muhammad Muhibbin Nur-Aushaf Fajr (ki-ka)

NGANJUK, JAVATIMES -- KPU Kabupaten Nganjuk memastikan rekapitulasi hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tingkat kecamatan selesai digelar. 

Sudah selesai, rekapitulasi di 15 kecamatan di hari Jumat, 5 kecamatan sisanya di hari Sabtu, kata Komisioner Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Nganjuk, Yusuf Setyawan, Selasa (3/12/2024).


Dilihat Javatimes dari laman pilkada2024.kpu.go.id per Selasa (3/12/2024) pukul 16.00 WIB, 20 kecamatan telah mengupload form D hasil Pilkada Nganjuk.


Dari data tersebut, terlihat pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Marhaen Djumadi-Trihandy Cahyo Saputro unggul di 11 kecamatan.


Dengan rincian, Kecamatan Nganjuk, Bagor, Rejoso, Gondang, dan Jatikalen. Kemudian di Kecamatan Tanjunganom, Sukomoro, Baron, Lengkong, dan Patianrowo.


Sementara paslon nomor urut 1, Muhammad Muhibbin Nur-Aushaf Fajr Herdiansyah unggul di 9 kecamatan.


Rinciannya, di Kecamatan Kertosono, Prambon, Ngronggot, Pace, Sawahan, Loceret, Ngetos, Ngluyu, dan Wilangan.


Sedangkan pasangan nomor urut 2 Ita Triwibawati-Zuli Rantauwati, tidak meraih satupun kemenangan di tingkat kecamatan.


Dari hasil perolehan suara ini, harapan  pasangan calon Muhammad Muhibbin Nur-Aushaf Fajr Herdiansyah untuk memenangkan kontestasi Pilkada Nganjuk nyaris tidak terwujud. Padahal, pasangan ini didukung oleh delapan parpol yang sebagian besar tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).


Pengamat hukum dan politik Kabupaten Nganjuk, Anang Hartoyo mengungkap sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang yang didukung banyak partai besar belum tentu bisa terpilih saat berkompetisi dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024.

Bahwa kekalahan partai besar seperti Gerindra, PKB, dan Golkar dalam Pilkada Nganjuk 2024 dapat disebabkan oleh beberapa faktor, kata Anang saat ditemui di kantornya, Selasa (3/12/2024) malam. 


Anang menguraikan, salah satu faktor penentu kemenangan adalah popularitas dan rekam jejak.

Pertama, meskipun tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju yang besar, faktor lokal dan dinamika pemilih di daerah sangat memengaruhi hasil Pemilu. Popularitas dan rekam jejak calon kepala daerah yang diusung oleh partai-partai besar juga menjadi faktor kunci, urai Anang.


Selanjutnya, kata Anang, soal ketidakpuasan terhadap kebijakan dan kinerja pemerintah pusat.

Kedua, adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan atau kinerja pemerintah pusat yang dipersepsikan berdampak pada partai-partai besar yang mendukungnya, kata Anang. 


Sementara faktor ketiga adalah strategi politik yang kurang menyentuh masyarakat.

Ketiga, strategi politik yang tidak tepat, seperti kurangnya kedekatan dengan rakyat dan komunikasi politik yang buruk, turut mempengaruhi hasil Pilkada tersebut, beber Anang.


Untuk itu, agar partai politik dapat memenangkan kontestasi Pilkada di masa mendatang, Anang menyarankan agar dapat mengambil langkah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan keterikatan dengan basis pemilih lokal melalui program-program yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat Nganjuk.
  2. Seleksi kandidat yang tepat, dengan mengusung calon yang memiliki kedekatan dengan rakyat dan popularitas yang memadai.
  3. Perbaikan strategi komunikasi memperkuat kampanye yang lebih personal dan berbasis pada isu lokal, serta memanfaatkan teknologi untuk mencapai pemilih muda.
Pembelajaran yang bisa diambil bahwa dalam politik, selain popularitas, juga dibutuhkan elektabilitas yang bisa diukur melalui survei-survei yang akurat, tentu juga diiringi program-program yang mengena, sehingga memiliki peluang besar untuk memenangkan kontestasi Pilkada, tutup Anang.



(AWA)