Gelaran debat publik Pilkada Nganjuk di Gedung Wanita Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Payaman, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk |
NGANJUK, JAVATIMES -- KPU Kabupaten Nganjuk kembali menggelar debat publik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Nganjuk tahun 2024.
Debat publik yang kedua ini berbeda dengan debat pertama. Dimana debat pertama berlangsung di Surabaya pada malam hari. Sedangkan pada debat kedua ini, KPU Nganjuk menggelar di Gedung Wanita Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Payaman, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB.
Keputusan KPU Nganjuk menggelar debat pada sore hari ini pun mendapat sorotan banyak pihak. Salah satunya petani bernama Achmad (49) asal Kertosono.
Achmad menilai bahwa waktu pelaksanaan debat yang digelar mulai pukul 15.00 WIB kurang ideal karena bertepatan dengan jam sibuk masyarakat.
Kami rasa pelaksanaan debat pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB kurang efektif, karena pada jam-jam itu masyarakat masih sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, aku Achmad saat ditemui kontributor Javatimes di kediamannya, Rabu (6/11/2024) malam.
Sehingga, kata Achmad, dengan kondisi itu membuat masyarakat kesulitan untuk mengikuti debat yang disiarkan di berbagai kanal Youtube.
Dengan demikian, tujuan KPU untuk meningkatkan partisipasi masyarakat tidak bisa optimal, kata Achmad.
Di tempat terpisah, salah satu pendukung Paslon bernama Ferry (37) pun turut memberikan kritikan kepada KPU Nganjuk.
Menurutnya, KPU Nganjuk tidak memberikan akses untuk menonton debat publik secara langsung di Gedung Wanita Nganjuk. Selain itu, siaran debat juga hanya bisa di nonton lewat media daring.
KPU Nganjuk ini aneh, mereka membatasi pengunjung untuk masuk ke lokasi debat, namun mereka juga tidak menyediakan layar lebar untuk menonton debat, ucap Ferry.
Semestinya, kata Ferry, KPU sebagai penyelenggara Pilkada dapat memberikan sejumlah alternatif sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan.
Menurut saya KPU Nganjuk ini tidak mau ribet dan malas bekerja. Padahal dia kan punya banyak orang, mulai di tingkat desa sampai kecamatan. Semestinya orang-orang itu lah yang memberikan sosialisasi hingga mengadakan nonton bareng debat, sehingga setiap masyarakat tahu visi misi dan program setiap Paslon, pungkas Ferry.
Merespon kritikan masyarakat, Ketua KPU Nganjuk Arfi Musthofa berdalih bahwa pembatasan jumlah pengunjung itu sudah sesuai kesepakatan antara KPU dan Paslon.
Kita sudah sepakati sebelumnya bersama LO dari semua pasangan calon untuk jumlah peserta yang bisa masuk ke dalam lokasi debat. Kita tidak mungkin membuka secara umum karena nanti pasti akan berpengaruh pada beberapa hal, dalih Arfi.
Sementara saat ditanya soal penyelenggaraan debat di waktu jam sibuk, Arfi beralasan mendapat masukan dari masyarakat.
Alasannya karena memang beberapa masukan dari masyarakat, ada faktor-faktor yang mungkin kita tidak bisa sampaikan ya mas. Karena itu memang kewenangan kita sebagai fasilitator untuk menentukan bahwa berkaitan dengan waktu dan lain-lain, aku Arfi.
Lebih jauh, Arfi juga tak membantah jika pihaknya tidak menyediakan layar lebar untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat yang ingin menonton debat secara bersama-sama. Ia pun juga tidak merinci alasan tak melakukan hal itu.
Gak ada, tandas Arfi.
(AWA)