Direktur Utama (Dirut) Econique PT Perhutani Alam Wisata Tedy Sumarto |
JAKARTA, JAVATIMES -- Jika kita melihat Kementrian BUMN dengan begitu banyak jenis usahanya, secara otomatis masyarakat yang hobi healing menikmati alam terbuka, baik pantai hingga pegunungan pasti pernah mendengar pengelola wisata-wisata plat merah tersebut, seperti halnya Econique PT Perhutani Alam Wisata (PT Palawi Resorsis) yang merupakan anak perusahaan dari Perum Perhutani di Indonesia.
Dalam rangka mengantisipasi kebocoran tiket dan meningkatkan pendapatan perusahaan, saat ini PT Palawi Resorsis membuat gebrakan baru dengan berbagai teknik diantaranya seperti memberlakukan ceker di setiap pintu masuk wisata.
Menurut Direktur Utama (Dirut) Econique PT Perhutani Alam Wisata Tedy Sumarto, untuk memudahkan monitoring pengelolaan wisata, pihaknya kini telah menerapkan sistem yang terintegrasi.
Jadi ketika ada yang nakal dengan mencoba mematikan sistem dan lainnya akan terbaca dari kantor kita, termasuk ada pula CCTV di setiap pintu tiket. Semisal ada orang masuk tidak bertiket bisa terbaca, jika orang masuk 10 terus yang bertiket cuma 5 juga akan diketahui oleh sistem, ucap Tedy Sumarto saat ditemui awak media, Selasa (29/10/2024).
Selain itu, kata Tedy, setiap bulan pihaknya juga melakukan rekon atau cek laporan. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengantisipasi kebocoran-kebocoran.
Kemudian pihaknya juga menekankan regulasi yang berlaku. Apabila ada yang kedapatan menyalahi aturan, maka tidak segan-segan pihaknya akan memproses dengan tegas sesuai aturan yang ada.
Itu kita lakukan secara terus menerus dan apalagi jika di situ ada kerjasama dengan masyarakat harus sama-sama sinergi lah bagaimana seharusnya, seperti transparansi dan pelaporan terkait pengelolaannya. Ini harus dilakukan agar lebih baik lagi kedepannya, kata Tedy.
Tedy mengakui, selama ini banyak karyawan yang abai dalam melakukan pengecekan terhadap jumlah pengunjung yang hendak menikmati wisata di lingkungan yang dikelolanya. Namun kini, pihaknya menekankan agar petugas lebih jeli dalam menjalankan tugas.
Mungkin selama ini teman-teman agak abai di lapangan seperti ketika mobil masuk kaca tidak pernah dibuka dan dilihat satu-satu. Sekarang kita tegaskan itu harus dilakukan, hal yang wajib bagi setiap petugas mengecek isi mobil dan dihitung betul sehingga dari situlah nanti sistem akan merekam, sehingga tidak ada lagi mobil penumpang berisi 10 orang namun hanya membayar 5 orang, beber Tedy.
Jadi pada intinya kita tetap menggunakan SDM dan kita tegaskan dengan sistem, kan SOP sudah jelas terus kita juga melakukan monev dan ada lagi namanya mistery guest, yang mana kami menugaskan orang tertentu yang tidak dikenal oleh petugas di lapangan untuk melakukan pengecekan atau monev wisata dan beberapa kali efektif akan hal itu, imbuh Tedy.
Selain itu, kata Tedy, ada pula satuan pengawas internal (SPI).
SPI ini baru diterapkan sejak zaman saya. Secara struktur SPI langsung di bawah saya, jadi orang-orang itulah yang membantu menindak, menertibkan, memperbaiki sistem. Jika ada yang menyalahi aturan dan saya yakin sama teman SPI ini. Secara integritas mereka pun juga teruji, karena personilnya profesional, ungkap Tedy.
"adi kita akan memberikan yang terbaik, terkait wisata yang dikelola Palawi. Diharapkan jauh lebih baik lagi, sekarang yang kita kelola ada 110 wisata yang terbagi wilayah Jawa timur ada sekitar 58-an dan Jawa Tengah ada sekitar 15-an tempat dan sisanya ada di Jawa Barat, tambahnya.
Tedy mengklaim, sejauh ini pihaknya juga sering melakukan sosialisasi bahwa wisata yang dikelola Palawi memiliki standarisasi, mulai dari SNI hingga CHSE. Artinya tidak bisa lagi mengelola secara asal-asalan. Bahkan di setiap wisata juga ada master plan, sehingga pengelolaan ke depan lebih terarah.
Karena mungkin kalau selama ini bangun wisata tidak ada konsep arah yang jelas, dan hal itu kita perbaiki. Sekarang masing-masing wisata harus punya master plan, kita ini kan ngelola kawasan artinya ada pakem yang harus diikuti dan tetap mengedepankan aspek pelestarian alam, aku Tedy.
"Kita ingin masyarakat ini juga naik kelas, artinya kalau dulu kelola wisata apa adanya dan sekarang kita bantu juga mereka biar ada peningkatan kompetensi di masyarakat, cuma itu bertahap dan nanti kita buatkan juga pelatihan SDM sehingga masyarakat tau cara mengelola wisata yang benar, bagaimana cara manajemen pengelolaan keuangannya, bagaimana menyusun rencana pengembangan, timpal Tedy.
Jadi setiap wisata harus ada orang yang ahli di bidang wisata, terus ada yang ahli bidang keuangan, terus mempunyai keahlian bidang pelayanan dan juga ada yang ahli di bidang pemasaran, karena wisata ini kan industri kreatif harus pintar bagaimana mempromosikan lokasi-lokasi wisata supaya orang bisa tertarik, pungkas Dirut PT Palawi Resorsis.
(Tim)