Video Permintaan Maafnya Viral, Benarkah Perempuan di Jombang Jadi Korban Politik? -->

Javatimes

Video Permintaan Maafnya Viral, Benarkah Perempuan di Jombang Jadi Korban Politik?

javatimesonline
02 September 2024

Sejumlah perempuan berseragam Muslimat NU saat mendukung salah satu bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jombang 

JOMBANG, JAVATIMES -- Baru-baru ini masyarakat Kabupaten Jombang dikejutkan dengan munculnya video permintaan maaf dari salah seorang warga berinisial Y, yang mengaku sebagai anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).


Diduga video permintaan maaf itu muncul usai beredarnya sebuah video yang menampilkan Y bersama sejumlah perempuan berseragam muslimat NU menyatakan dukungannya kepada salah satu bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jombang yakni Warsubi dan Gus Salman atau Warsa.


Dalam video permintaan maafnya, perempuan berkacamata berinisial Y itu didampingi perempuan lainnya yang mengenakan pakaian Muslimat NU.

Saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada pimpinan NU dan semua anggota Muslimat NU, kata Y didampingi perempuan berinisial AA.


Kemarin itu saya tidak tahu kalau memakai baju Muslimat NU (saat menyatakan dukungan ke salah satu bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jombang) melanggar. Jujur saya tidak tahu, timpal Y.


Merespon hal itu, salah seorang perempuan yang mengaku sebagai teman Y mengaku heran dengan munculnya video permintaan maaf di sejumlah media sosial.


Ia menduga ada intervensi dari orang-orang yang tidak senang dengan aksi Y bersama rekan-rekannya, sehingga temannya berinisial Y dijadikan korban seorang diri.

Menurut cerita yang saya dengar, Y ini mengalami beban moril setelah muncul video permintaan maaf, apalagi itu diviralkan di media sosial, kata teman Y yang enggan disebutkan namanya, Minggu (1/9/2024).


Bahkan mirisnya, kata teman Y, sebelum permintaan maaf itu diucapkan, Y sempat diminta datang ke balai desa setempat hingga diduga mendapatkan tekanan dari sejumlah orang yang saat itu menemui Y.

Kabarnya Y dipanggil dan diduga diintervensi di balai desa setempat sejak sore hingga malam pukul 23.00 WIB. Kalau memang apa yang dilakukan Y itu melanggar aturan organisasi, harusnya Y dipanggil sesuai dengan aturan internal organisasi, bukan diintervensi dan diviralkan melalui medsos, apalagi dipanggil ke balai desa, ujar teman Y.


Akibat hal itu, kata teman Y, saat ini Y sering berdiam diri di rumah dan enggan bertemu dengan banyak orang. Teman Y mengklaim, hal itu terjadi lantaran Y merasa malu dan tertekan akibat munculnya video permintaan maaf dirinya di berbagai media sosial.

Saya sebagai teman Y melihat ada perubahan sikap sejak munculnya video itu. Biasanya Y itu ceria, aktif, dan sering menyapa warga. Tapi semenjak video itu muncul, Y tampak sering menyendiri, kadang juga enggan ditemui orang banyak, beber teman Y.


Teman Y merasa, apa yang menimpa temannya tidak adil, karena hanya Y yang menyampaikan permintaan maaf.

Ini tidak adil, kalau memang dianggap salah, maka semua yang membersamai Y saat menyatakan dukungan dan menggunakan seragam yang sama harus melakukan permintaan maaf juga. Tapi ini tidak terjadi, mungkinkah Y ini menjadi korban politik dari pihak sebelah? tanya teman Y memungkasi tanggapannya.


Sementara itu, upaya konfirmasi kepada Muslimat NU Kabupaten Jombang masih terus dilakukan.



(Gading)