Menakar Kekuatan Kontestan Pilkada Nganjuk 2024, Golkar Tarik Dukungan -->

Javatimes

Menakar Kekuatan Kontestan Pilkada Nganjuk 2024, Golkar Tarik Dukungan

javatimesonline
25 Agustus 2024
Indriawan, Pimpinan Redaksi Javatimes

OPINI, JAVATIMES - Menjelang detik-detik pendaftaran calon kepala daerah pada 27-29 Agustus 2024, konstelasi politik di Kabupaten Nganjuk masih belum sepenuhnya stabil. 


Hal ini disamping dipengaruhi oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memungkinkan partai tanpa kursi di parlemen untuk mengusung calon kepala daerah (Cakada), asalkan memenuhi persyaratan tertentu dan juga disinyalir karena adanya putusan baru oleh ketua umum Partai yang baru terpilih, atas perubahan pandangan Cakada yang dianggap lebih sejalan dengan kebijakan partainya.


Seperti yang kita ketahui sebelumnya, di Pilkada Nganjuk, Partai Golkar dengan 4 kursi di DPRD Kabupaten Nganjuk pada awalnya masuk koalisi Partai Hanura- Partai Nasdem dengan mengusung Ita Triwibawati - Zuli Rantauwati. 


Saat ini Partai Golkar telah menarik dukungannya dan beralih ke cakada lainnya, sebagaimana tertulis di Surat Model B.PERSETUJUAN.PARPOL.KWK tertanggal 24 Agustus 2024 menyatakan Muhammad Muhibbin sebagai calon Bupati Nganjuk dan Aushaf Fajr Herdiansyah sebagai calon Wakil Bupati Nganjuk yang diusung oleh PKB, Partai Gerindra, dan PKS.


Meski Partai Golkar menarik dukungan dari pasangan Cakada Ita-Zuli, hingga saat ini tetap tidak merubah pasangan Cakada Nganjuk dan sepertinya hanya 3 pasangan yang akan berkompetisi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024. Ketiga pasangan tersebut adalah 1. Marhaen Djumadi - Trihandy Cahyo Saputro. 2. Ita Triwibawati - Zuli Rantauwati serta 3. Muhammad Muhibbin - Aushaf Fajr Herdiansyah.


Peta Kekuatan dan Dukungan Partai

Meski masih menjadi perdebatan, koalisi parpol pengusung cakada tetap menjadi faktor penting dalam kontestasi tersebut. 


Marhaen Djumadi, sebagai petahana bersama Trihandy Cahyo Saputro kader Partai Demokrat yang juga dikenal sebagai pengusaha muda, didukung oleh koalisi yang terdiri dari PDIP, Partai Demokrat dan PKS adalah kombinasi partai besar yang tentunya akan memberikan dukungan signifikan dalam hal sumber daya dan jaringan politik.


Ita Triwibawati eks Ketua TP PKK Kabupaten Nganjuk periode 2008 - 2013 dan 2013 - 2018 yang saat ini menggandeng Zuli Rantauwati, diusung Partai Hanura dan Partai Nasdem disinyalir mesin politiknya masih sangat efektif, terutama di kalangan akar rumput. Kombinasi Ita yang juga memiliki rekam jejak sebagai Sekdakab Jombang dan Zuli yang dikenal sebagai pengusaha muda yang hebat, menjadikan pasangan ini sebagai ancaman serius bagi Marhaen.


Sementara itu, pasangan Muhammad Muhibbin yang dikenal sebagai pengasuh salah satu Ponpes terbesar di Nganjuk yang menggandeng Aushaf Fajr Herdiansyah seorang pengusaha dan diusung oleh PKB, Partai Gerindra, PPP serta Partai Golkar, adalah pasangan yang juga dapat menjadi ancaman pasangan lainnya.


Visi, Misi, dan Program Kerja: Tantangan bagi Setiap Kandidat

Di Kabupaten Nganjuk, visi, misi, dan program kerja dari cakada Nganjuk menjadi salah satu variabel penting dalam menentukan pilihan pemilih. Meski memiliki sejarah di mana petahana pernah memenangkan kembali jabatannya, tapi juga harus diingat bahwa ada juga yang tidak terpilih kembali.


Hal ini menandakan bahwa masyarakat Nganjuk adalah pemilih yang rasional dan kritis terhadap kinerja pemerintahan sebelumnya, karena itu, setiap pasangan cakada perlu mengajukan visi dan misi yang tidak hanya menarik, tetapi juga realistis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. 


Program kerja yang mereka tawarkan harus mampu memberikan solusi konkret bagi permasalahan yang dihadapi kabupaten Nganjuk seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, peningkatan ekonomi lokal, serta penataan kota yang lebih baik.


Kualitas Personal dan Karisma

Selain visi dan misi, kualitas personal dan kharisma cakada juga menjadi faktor krusial. Apalagi Kabupaten Nganjuk dikenal dengan masyarakatnya yang menilai pemimpin berdasarkan 4 kriteria yakni:

  1. Memiliki Integritas, 
  2. Menginspirasi, 
  3. Mampu Berkomunikasi dengan Baik, dan
  4. Mampu Mengambil Keputusan dengan Bijak.


Melihat hal itu, maka setiap calon harus mampu menunjukkan integritas, pengalaman, dan kapabilitas mereka dalam memimpin. 


Marhaen Djumadi sebagai petahana tentu memiliki keunggulan dalam hal pengalaman, namun Ita Triwibawati memiliki kelebihan dalam hal rekam jejak sebagai mantan ketua TP PKK dua periode yang sosoknya juga sudah dikenal


Muhammad Muhibbin, sebagai calon Bupati yang juga pemain baru di dunia politik, mungkin memiliki tantangan lebih besar dalam hal ini, tetapi jika ia mampu menunjukkan kharisma dan kualitas personal yang kuat, bukan tidak mungkin ia dapat menarik simpati pemilih yang mencari alternatif dari dua calon lainnya.


Isu dan Sentimen Lokal: Membangun Koneksi dengan Pemilih

Dalam setiap kontestasi politik, isu dan sentimen lokal sering kali menjadi faktor penentu. Seperti halnya isu korupsi, penanganan kesehatan, kualitas pendidikan, kesejahteraan masyarakat dan peningkatan ekonomi lokal menjadi perhatian utama pemilih.


Sebab itu, para Cakada dituntut untuk merespons isu-isu tersebut dengan solusi yang konkret dan terukur, lainnya, Cakada juga mampu membangun koneksi yang kuat dengan masyarakat Nganjuk dan menunjukkan bahwa ia telah memahami dan menghormati nilai-nilai lokal yang ada.


Sementara, keberhasilan setiap cakada dalam memenangkan hati pemilih di Pilkada Nganjuk 2024 akan sangat bergantung pada bagaimana mereka mempresentasikan visi, misi, dan program kerjanya, serta bagaimana mereka membangun koneksi dengan masyarakat Nganjuk melalui isu-isu yang relevan dan sentimen lokal yang kuat. 


Lantas menurut pembaca, siapakah yang mampu meraih simpati pemilih Nganjuk dan akhirnya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Nganjuk periode mendatang?




Penulis: Indriawan Pemimpin Redaksi Javatimes