![]() |
STIE Kabupaten Nganjuk |
NGANJUK, JAVATIMES -- Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mencium aroma dugaan pemotongan dana beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK).
1. Tidak Wajar
Selain nilainya yang tidak wajar, alasan yang dinyatakan pihak kampus soal potongan tersebut juga dituding tidak masuk akal.
Waktu semester satu ada potongan, katanya sih untuk membantu kakak tingkat yang punya tunggakan. Waktu itu kalau tidak salah (dipotong) sekitar Rp 3 juta lebih, kata salah seorang mahasiswa STIE Kabupaten Nganjuk, sebut saja Bulan kepada Javatimes, Selasa (7/5/2024).
Bulan mengungkapkan, pemotongan yang dilakukan pihak kampus tidak hanya terjadi satu kali. Hingga kini ia duduk di bangku perkuliahan semester enam pun tetap rutin dipotong, meskipun nilainya berbeda.
Seterusnya sampai hari ini semester enam juga selalu dipotong. Namun potongannya berubah jadi Rp 1juta per semester, ungkap Bulan sembari menunjukkan bukti kuitansinya.
2. Setoran Tunai dan Transfer
Dijelaskan Bulan, trik yang digunakan kampus untuk melakukan pemotongan cukup licik. Yakni dengan meminta mahasiswa penerima beasiswa KIPK menyetor sejumlah uang kepada pihak kampus pasca menerima bantuan biaya hidup dari bank negara.
Awalnya mendapatkan kiriman beasiswa sejumlah Rp 4,8juta per semester dari bank negara, kemudian diminta menyetor kepada pihak kampus mulai dari Rp1juta- Rp3jutaan, sehingga kami hanya menerima sisanya itu, ujar Bulan.
Semester satu saya transfer sama tunai. Kalau semester dua dan tiga juga masih tunai dimasukkan ke amplop. Terus selanjutnya transfer juga bisa, sama tunai juga bisa. Kalau semester terakhir ini saya menyetor melalui transfer ke rekening atas nama kampus, imbuh Bulan.
Diakui Bulan, setoran serupa juga dialami oleh ratusan penerima KIPK di kampusnya. Jika setoran itu tidak dilakukan oleh penerima beasiswa KIPK, sebagai akibatnya tidak akan bisa mendapatkan nomor ujian.
Kalau tidak memberikan (setoran) kontribusi itu, kita itu tidak akan mendapatkan nomor ujian, jadi kita tidak bisa mengikuti ujian. Saya juga sempat mengalami hal itu, aku Bulan.
3. Tidak Transparan
Bulan menambahkan, dirinya saat ini belum mengetahui tujuan pasti dari dugaan pemotongan beasiswa yang dilakukan pihak kampus. Dia dengan mahasiswa lainnya sudah sering kali mempertanyakan hal tersebut ke pihak kampus, namun tidak mendapat kejelasan pasti.
Jawabannya macam-macam, pernah ngomong untuk pembangunan, terus ada lagi membantu kakak tingkat yang mengalami tunggakan. Namun hingga hari ini tidak ada transparansi akan hal itu, pungkasnya.
4. Pengakuan Mahasiswa Lain
Kejadian serupa juga dialami salah seorang mahasiswa penerima KIPK yang saat ini duduk di bangku perkuliahan semester dua, sebut saja Bintang.
Bintang menceritakan, selama ia menempuh pendidikan di STIE Kabupaten Nganjuk, sudah dua kali melakukan setoran ke pihak kampus.
Pernah (menyetor) dua kali, semester satu dan semeseter dua. (Nominalnya) sama, Rp 3,1juta. Teman-teman (yang lain) juga (menyetor) segitu, urai Bintang.
Menurut informasi yang beredar, kata Bintang, setoran pada semester satu digunakan untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Katanya yang semester satu buat UKT. Semester duanya kan jadi pertayaan, ada salah satu teman tanya ke BAAK, katanya buat investasi gedung, beber Bintang.
5. Mahasiswa Keberatan
Atas kondisi itu, sedianya Bintang merasa keberatan. Hanya saja jika ia tak menurutinya, khawatir tidak bisa melanjutkan perkuliahan.
Sebenarnya keberatan, kan itu udah haknya mahasiswa. Dari pemerintah sendiri kan sudah ada dana buat kampus, (sedangkan) yang dipotong itu kan bantuan biaya hidup. Tapi kembali lagi, anak-anak takut, karena ancamannya kalau tidak menyetor tidak bisa ikut ujian, pungkasnya.
6. Pimpinan Kampus Membantah
Merespon pengakuan sejumlah mahasiswa, Ketua STIE Kabupaten Nganjuk Dr. Indrian Supheni membantah jika ada potongan beasiswa KIPK. Ia mengklaim jika mahasiswa penerima beasiswa KIPK telah dibebaskan dari biaya UKT dan uang gedung.
Kami sampaikan bahwa tidak ada potongan untuk KIPK yang ada di STIE Nganjuk,
Semuanya diserahkan ke rekening masing-masing mahasiswa, jadi UKT langsung ditransfer ke pihak kampus untuk UKT-nya. Untuk biaya hidup itu langsung diberikan ke rekening masing-masing mahasiswa, imbuh Indrian.
Sementara itu, saat ditanya soal tidak diberikannya kartu ujian jika mahasiswa penerima KIPK tidak menyetor sejumlah uang? Indrian lagi-lagi membantahnya.
Enggak, enggak, itu tidak benar, tandasnya.
(AWA)