Sejumlah Elite PDIP Terus Bermanuver, Sekretaris Projo Jatim: Sebaiknya Instrospeksi Diri -->

Javatimes

Sejumlah Elite PDIP Terus Bermanuver, Sekretaris Projo Jatim: Sebaiknya Instrospeksi Diri

javatimesonline
06 Mei 2024

Sekretaris DPD Projo Jatim Tomi Hartono Wibowo dan Sutanto pengurus DPD Projo Jatim (ka-ki)

JAWA TIMUR, JAVATIMES -- Sekretaris DPD Projo Jawa Timur (Jatim) Tomi Hartono Wibowo akhirnya buka suara terkait perkembangan politik pasca perhelatan Pileg dan Pilpres 14 Februari 2024 lalu. Kali ini pria yang akrab dipanggil Tomi tersebut menanggapi pernyataan sejumlah elite PDI Perjuangan yang masih uring-uringan setelah tumbang dalam Pilpres 2024 lalu.

Lebih baik PDIP itu introspeksi diri. Daripada sruduk sana, sruduk sini. Tindakan dan pernyataan-pernyataan yang tidak dewasa terutama yang dilontarkan Sekjen PDIP seperti itu tidak menunjukkan kedewasaan alias baper (terbawa pwrasaan-red). Itu sangat disayangkan, ungkap mantan Ketua DPC Projo Sidoarjo tersebut pada hari ini, Senin sore (06/05/2024).


Pria berambut minim tersebut menjelaskan, dalam Pilpres 2024 jago PDIP kalah dan mendapat posisi ketiga dari tiga kontestan. Sementara hasil Pileg memang menunjukkan PDIP masih menempati posisi puncak. Namun perolehan suaranya turun signifikan dibandingkan Pemilu 2019 lalu.


Bukannya melakukan evaluasi internal, lanjut Tomi, elite PDIP justru bermanuver kontra produktif dengan menstigma negatif Presiden Joko Widodo dan Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Itu tandanya bahwa PDIP baperan ketika kalah. Baperan itu mutlak cerminan dari ketidakdewasaan dalam berpolitik, tandasnya. 


Di sisi lain, imbuh Tomi, dalam situasi apa pun justru Presiden Jokowi tidak pernah menyerang dan mendeskreditkan PDIP berikut para pemimpinnya. Termasuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 


Jokowi, kata Tomi, tetap santun dalam berpolitik walaupun mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari elite-elite PDIP. Namun justru kader dan simpatisan partai berlambang banteng moncong putih tersebut sangat mendukung dan menghargai Jokowi. 


Menurut Tomi, masyarakat tahu bahwa Jokowi banyak memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan pencapaian PDIP selama masa pemerintahannya sejak tahun 2014 hingga penghujung tahun 2024.


Meski begitu, tambah Tomi, Presiden Jokowi dan Gibran yang jadi sasaran karena PDIP kalah Pilpres 2024, sampai tidak diakui atau dipecat sebagai anggota PDIP.

Alhasil banyak partai buka pintu dan karpet merah untuk Pak Jokowi dan Mas Gibran. Jangan menyesal lho PDIP kehilangan kader-kader terbaiknya sekaliber Pak Jokowi dan mas Gibran, pungkas Tomi.



(Gading)