![]() |
Sumiran, peternak sapi asal Desa Suru, Kecamatan Ngetos |
NGANJUK, JAVATIMES -- Sebanyak 44 sapi milik peternak di Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk mati mendadak. Sejauh ini belum ada pemeriksaan lanjutan terkait insiden tersebut. Hanya saja peternak menduga ada racun yang sengaja disebarkan oleh orang tak bertanggung jawab di lingkungannya.
Laporan kematian sapi secara mendadak di Kecamatan Ngetos itu muncul sejak satu bulan terakhir. Parahnya, dalam sehari sempat terjadi tiga kasus kematian sapi secara mendadak di dua lokasi yang berdekatan, dengan jarak waktu yang berdekatan pula.
Peristiwa itu terjadi di Dusun Watulanang, Desa Suru, Kecamatan Ngetos, pada 1 April 2024 lalu. Yang menjadi korbannya adalah hewan ternak milik Sumiran dan Darti.
Dikatakan Sumiran, peristiwa yang dialaminya sangatlah memukul dirinya. Apalagi kedua sapi yang mati secara mendadak itu sedianya akan digunakan untuk menebus sawah.
Sebenarnya sebelum dua sapi saya mati ada yang menawar Rp 35juta, tapi tidak saya kasih. Saya minta Rp 40 juta biar bisa menebus sawah, beber Sumiran, Senin (22/4/2024) siang.
Sumiran pun kini hanya bisa meratapi kesedihannya. Ia tak bisa menebus sawah dan tak lagi memiliki sapi, lantaran kedua sapi miliknya mati mendadak tanpa ada gejala sebelumnya.
Diceritakan Sumiran, pada hari kematian sapi miliknya, tepatnya pukul 13.00 WIB sapi miliknya sempat makan banyak dan dalam kondisi sehat.
Awalnya makannya normal, kondisinya sehat. Selang beberapa jam setelah makan langsung geblak (red: jatuh), kejang-kejang, tidak bisa ditolong, langsung mati, cerita Sumiran.
Tak berselang lama, kata Sumiran, giliran sapi keduanya yang mengalami nasib serupa.
Kedua sapi saya mati di hari yang sama. Yang satu jam 15.30 WIB dan satunya jam 21.30 WIB, kata Sumiran.
Sumiran memastikan, kematian itu bukan disebabkan makanan yang dikonsumsi hewan ternaknya. Karena makanan tersebut berasal dari lahan milik pribadinya.
Lahan milik saya buat dua sapi masih lebih-lebih. Jadi saya rasa tidak mungkin kalau itu dari makanannya. Saya curiga ada yang memberi obat (racun) kepada sapi saya, tutur pria berusia 50 tahun tersebut.
Kejadian serupa juga terjadi pada tetangga Sumiran, Darti. Lokasi keduanya hanya berjarak sekitar 50 meter.
Darti menceritakan, kematian sapi miliknya diawali dengan denyut jantung yang berlangsung cepat. Kemudian sapi berjalan mundur hingga akhirnya tergeletak dan mati.
Kejadiannya jam 14.00 sore. Tidak berselang lama kemudian ada kabar bahwa hewan ternak milik Pak Sumiran juga mati, kata Darti.
Dikatakan Darti, makanan yang diberikan kepada sapi miliknya pun sama seperti Sumiran, yakkni berasal dari lahan pribadinya. Sehingga ia tak meyakini jika makanan itu menjadi penyebab kematian sapi miliknya.
Kecurigaan saya sama seperti kebanyakan orang lainnya, sepertinya ada yang memberikan racun, tandasnya.
Darti berharap, Pemerintah dan pihak terkait dapat turun tangan untuk mengusut fenomena yang meresahkan lingkungannya.
Semoga ini bisa segera terungkap. Karena saat ini saya jadi lebih khawatir dan takut, apalagi saat ini saya masih punya sapi lainnya, pungkasnya.
(AWA)