12.000 Hektar Lahan Sawah di Nganjuk Siap Diairi dengan Pompanisasi -->

Javatimes

12.000 Hektar Lahan Sawah di Nganjuk Siap Diairi dengan Pompanisasi

javatimesonline
24 April 2024

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alamsyah bersama Forkopimda saat menanam padi di lahan pertanian Desa Kedungglugu, Kecamatan Gondang 

NGANJUK, JAVATIMES -- Penjabat (Pj) Bupati Nganjuk Sri Handoko Taruna menyambut kedatangan Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah dalam rangka kunjungan kerja ke Kabupaten Nganjuk, Rabu (24/4/2024).


Agenda kunjungan kerja tersebut dalam rangka gerakan tanam padi serentak sekaligus melakukan pendataan dan mempercepat persiapan kebutuhan masa tanam. Diperkirakan ada potensi lahan-lahan tadah hujan seluas 12.000 hektar di Kota Angin.


Dari lahan tersebut, Kementerian Pertanian memproyeksikan akan dilakukan pompanisasi dan pipanisasi.


Seperti diketahui pompanisasi dan pipanisasi kini menjadi salah satu program utama Kementerian Pertanian untuk bersiap menghadapi musim kemarau 2024.

Di sini ada 12.000 hektar lahan tadah hujan. Ke depan kita akan memasifkan pompanisasi pada lahan tersebut, ucap Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah saat berada di Desa Kedungglugu, Kecamatan Gondang, Rabu (24/4/2024).


Sehingga dengan program pompanisasi tersebut, petani bisa maksimal mengolah lahan mereka.

Jika selama ini petani hanya bisa tanam satu hingga dua kali, nah dengan adanya pompanisasi yang juga didukung Sungai Widas di sini, kita harapkan petani bisa tanam dan panen hingga tiga kali, imbuh Andi Nur Alamsyah.

Pj Bupati Nganjuk (tengah) bersama Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (kanan) dan Kades Kedungglugu (kiri)

Kementan menargetkan, dalam satu bulan ke depan lahan seluas 12.000 hektar di Kabupaten Nganjuk tersebut sudah bisa memanfaatkan program pompanisasi.

Diharapkan Nganjuk dan Jawa Timur dapat menopang cadangan pangan kita, yang hari-hari ini lagi bermasalah karena anomali iklim yang luar biasa. Kita targetkan impor beras tidak lagi dilakukan, tandas Andi Nur Alamsyah.


Sementara itu, Pj Bupati Sri Handoko Taruna mengatakan petani di Kabupaten Nganjuk harus bisa memanfaatkan peluang melalui program Kementan itu. 


Sehingga dari yang semula petani hanya bisa menanam padi satu hingga dua kali dalam setahun, melalui program pompanisasi dan pipanisasi mampu tanam dan panen hingga tiga kali.

Kalau tadi disampaikan oleh sejumlah petani bahwa persoalan mereka adalah air. Maka hari ini ada solusi, beber Sri Handoko Taruna.


Melalui program pompanisasi dan pipanisasi, kita harapkan produktivitas petani semakin meningkat. Begitu pula dengan kesejahteraan petani, imbuh Sri Handoko Taruna memungkasi pernyataannya.



(AWA)