Manajemen Wisata Coban Rondo Keluhkan Akses Jalan dan PJU: Semoga Ada Perhatian Khusus -->

Javatimes

Manajemen Wisata Coban Rondo Keluhkan Akses Jalan dan PJU: Semoga Ada Perhatian Khusus

javatimesonline
05 Februari 2024
Manajemen wana wisata Coban Rondo keluhkan akses jalan yang rusak dan minimnya PJU

MALANG, JAVATIMES -- Wana wisata Coban Rondo yang saat ini dikelola PT Palawi Econique merupakan salah satu wisata andalan dan menjadi percontohan untuk jenis wisata alam yang dulunya pernah mengalami beberapa kali pergantian manajemen dalam pengelolaannya seperti KBM.


Dari pantauan awak media, akses jalan ke lokasi air terjun wana wisata Coban Rondo tampak memprihatinkan. Hal itu terlihat pada jalan utama yang setiap hari dilewati pengunjung keluar masuk banyak lubang yang cukup parah dan membahayakan keselamatan wisatawan. 


Saat media ini menemui Manager Site Coban Rondo Rovi untuk konfirmasi terkait kondisi akses jalan tersebut pada (5/02/2024), dirinya menjelaskan bahwa pihaknya sudah beberapa kali mengajukan termasuk lampu penerangan jalan, namun belum juga disetujui.


Lebih jauh Rovi merinci bahwa wana wisata Coban Rondo memiliki luas sekitar 200 hektar. Sementara dalam bentuk bangunan masih kurang dari 10 persen.

Untuk bangunan jalan, resort atau hotel dan lainnya masih tujuh setengah hektar, seharusnya sudah 20 hektar. Jadi masih bisa ada pengembangan lagi ke depannya, beber Rovi.


Sedangkan di sini itu didukung sumber daya manusia atau karyawan sekitar 26 orang dan tenaga casual atau outrsorsing satpam 3 orang, kebersihan 2 orang, sama lainnya 6 orang dan total 32 orang karyawan, tambah Rovi.


Lebih jauh untuk waktu beroperasi, dikatakan Rovi mulai pukul 07.00 WIB, yang diawali apel. Selanjutnya dilakukan pengecekan wahana dan kebersihan. 

Jadi mulai menerima wisatawan pukul 08.00 WIB. Tutup maksimal antara pulul 16.00 - 17.00 WIB. Semua kita terapkan reservasi sehingga akan semakin memudahkan wisatawan. Bisa melalui online yang terakomodir jadi satu, juga kita sebarkan yang via online tersebut no rekening kantor, sehingga kita tinggal pelaksanaan di lapangan saja, katanya.


Kalau pelaksanaan disini semua menggunakan e-ticketing, jadi tidak ada tiket sobek atau manual. Termasuk resort juga gunakan ticketing dan target kami tahun 2023 sekitar 18,600 juta dan kita tercapai sekitar 22,4 miliar. Sedangkan untuk tahun ini target sementara yang kami terima sekitar 24 miliar lebih, tapi kita belum rapat RKAP yang mungkin masih sekitar itu, sambungya.


Dijelaskan Rovi, saat ini di wana wisata Coban Rondo terdapat lima wahana seperti sepeda gunung atau sepeda tandem, ada memanah, menembak, air terjun termasuk wahana terusan yang diterima seluruh customer yang masuk.

Kita kalau harga per ticket Rp 15.000, tapi kalau pakai bayar yang sudah include biasanya ada pada ticket terusan di depan. Kalau per orang ke wahana air terjun saja Rp.25.000, itu sudah bisa masuk ke lokasi, tapi tidak bisa ke wahana lainnya. Kalau bayar pakai terusan yang Rp.35.000 di weekday dan Rp.40.000 di weekend itu sudah mendapat lima fasilitas wahana termasuk air terjun juga, urai Rovi.


Sedangkan kalau reguler orang masuk yang seperti menginap di bobocabin dapat fasilitas ke air terjun dan kalau mau ke wahana memanah dan menembak menambah Rp.15.000. Selain itu untuk resort kami ada 24 kamar 1 aula yang dimana disana menggunakan union, jadi semua pakai e-ticketing dan kita ada kerjasama dengan pihak ketiga yakni ada malabar dari tim adventure yang punya tiga titik, tambah Rovi.


Sedangkan untuk perawatan, kata Rovi, sistem disini sesuai pengajuan. Seperti halnya kebutuhan di resort, untuk perawatan dan kebersihan sudah dianggarkan tiap periodenya.

Kecuali yang mengandung biaya investasi sangat besar seperti jalan yangsudah mengajukan beberapa kali dan belum acc. Mungkin pertimbangan anggaran dan terlalu panjang ya sekitar hampir 6 kilometer mulai ticket pintu masuk hingga keluar. Mungkin ke depannya akan dipikirkan oleh pimpinan untuk perbaikan jalan, karena ini sangat utama dan bagaimana pengunjung bisa aman dan nyaman itu dengan akses jalan memenuhi syarat, katanya.


Terkait dengan pajak hiburan dan parkir, kata Rovi, pihaknya rutin membayar setiap bulan senilai Rp 100 - 120 juta ke pemerintah daerah.

Dan take and give dari pajak tersebut masih ada mis komunikasi kayaknya, karena kewajiban kami membayar pajak dan give dari Dinas Pendapatan Daerah belum ada, pernah kami kordinasikan juga dan belum mendapat jawaban terkait alokasi anggaran yang bisa kembali ke Coban Rondo ini, katanya.


Dengan kita membayar pajak yang begitu besar, tapi alokasi kembalinya itu kami belum paham akan hal itu. Pernah kordinasi dengan Kadispar serta Dispenda ya terkait itu, kita sangat rutin bayar tapi givenya belum ada sama sekali, apa tidak mungkin kita sebagai wajib pajak memperoleh give seperti kalau dari desa dapat dana alokasi desa dikala pajaknya lunas mungkin seperti itu, tutur Rovi.


Pihaknya berharap, ke depan ada sinkronisasi, sehingga dapat mendongkrak pendapatan.

Minimal seperti ada branding atau ada uang kembalian. Walaupun dalam bentuk bangunan, lampu jalan atau apa dari pajak yang kita berikan, yang jelas kita tetap berupaya mengajukan sesuai prosedur kepada pimpinan kami di Palawi dan mudah-mudahan apa yang dibebankan pada kami untuk memenuhi target juga didukung dengan sarana prasarana yang memenuhi syarat, pungkas Manager Site Coban Rondo, Rovi. 



(Tim)