Perangi Stunting, Anggota DPR RI Bersama BKKBN Gelar Sosialisasi -->

Javatimes

Perangi Stunting, Anggota DPR RI Bersama BKKBN Gelar Sosialisasi

javatimesonline
01 Oktober 2023
Sosialisasi pencegahan stunting


NGANJUK, DJAVATIMES -- Anggota DPR RI asal Dapil VIII Jawa Timur M. Yahya Zaini, S.H fokus untuk mencegah stunting di Jawa Timur.


Salah satu upaya yang dilakukannya yakni dengan melakukan sosialisasi pencegahan stunting dari hulu, dengan menyasar dan mengedukasi remaja untuk benar-benar bebas dari stunting sebelum memasuki usia pernikahan.


Anggota Komisi IX DPR RI M. Yahya menyampaikan itu saat bersama mitra kerjanya, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) RI, bertempat di Desa Wates, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Minggu (1/10/2023).


Turut hadir mendampingi M. Yahya Zaini diantaranya Sumarsih calon legislatif (Caleg) Partai Golkar Dapil IV DPRD Kabupaten Nganjuk, perwakilan BKKBN Jawa Timur, perangkat desa dan ratusan masyarakat setempat.


M. Yahya dalam penyampaiannya menjelaskan, stunting merupakan persoalan yang mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.


Stunting saat ini menjadi musuh bersama, oleh karena itu dia meminta seluruh stakeholder terkait bersama masyarakat mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia termasuk di wilayah Jawa Timur.

Mari kita berkolaborasi untuk mencegah stunting yang menjadi musuh bersama saat ini, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga masyarakat seluruh Indonesia, tandasnya.


M. Yahya berharap para remaja sebagai generasi berencana bisa mengambil peran utama untuk memutus mata rantai stunting dari hulu dengan mempersiapkan diri secara baik melalui pengetahuan stunting.

Sehingga saat memasuki usia pernikahan benar-benar sehat dan pada akhirnya dapat membina keluarga yang bebas stunting, tegas M. Yahya.


Selain menggelar sosialisasi, hari itu BKKBN RI juga melakukan pengukuhan terhadap Duta Genre di Kabupaten Nganjuk.

Duta-duta tersebut diharapkan dapat menjadi sumber informasi terhadap masyarakat banyak terkait perencanaan keluarga berkualitas dan bebas stunting, pungkas M. Yahya.


Senada dengan M. Yahya, perwakilan BKKBN Jawa Timur mengatakan, pencegahan stunting pada remaja melalui edukasi kesehatan reproduksi dan seksual, gizi, dan penyiapan kehidupan berkeluarga, termasuk pemberian tablet tambah darah sangat penting untuk dilakukan.


Pemerintah harus memastikan setiap remaja terpenuhi kebutuhan gizinya sehingga tidak anemia dan tidak kekurangan energi kronis.

Para remaja juga kita edukasi agar tidak terburu-buru ingin menikah dan tidak melakukan perilaku berisiko yang dapat menyebabkan terjadinya kehamilan di usia muda. Ini merupakan upaya yang sedang dilakukan oleh BKKBN untuk memutus mata rantai stunting dari hulu, tegasnya.


Dia menuturkan, pencegahan stunting pada generasi remaja yang saat ini adalah merupakan calon-calon pengantin dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan selama 3 (tiga) bulan pranikah.

Para remaja harus mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi terkait bagaimana pembinaan keluarga. Pengetahuan tersebut harus menjadi modal pengetahuan bagi para remaja, bebernya.


Ia menambahkan, generasi berencana dapat memastikan secara dini faktor risiko yang dapat melahirkan bayi stunting pada calon pengantin dapat teridentifikasi dan dihilangkan sebelum menikah dan hamil.

Sosialisasi hari ini merupakan sebuah pondasi penting pencegahan stunting dari hulu, pungkasnya.


Lain halnya dengan penyampaian M. Yahya dan perwakilan BKKBN Jawa Timur, Sumarsih yang turut hadir dalam sosialisasi tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dukungan Anggota Komisi IX DPR RI M. Yahya Zaini terhadap percepatan penurunan stunting, khususnya di Kabupaten Nganjuk.


Lebih jauh Caleg Partai Golkar Dapil IV tersebut menjelaskan, penanganan stunting bukan hanya tanggung jawab BKKBN, melainkan semua pihak.

Anak yang stunting itu masalahnya bukan hanya kurang gizi, tapi kecerdasannya juga terancam. Kasihan anaknya gak bisa sekolah dengan maksimal, gangguan kesehatan jadi mudah sakit, sampai tuanya juga bisa mudah sakit. Oleh karenanya dibutuhkan pola asuh yang tepat, juga pemberian asupan gizi yang cukup, pungkas Sumarsih.




(Tim)