BERKEDOK PENGOBATAN ALTERNATIF, TOKOH AGAMA DI JOMBANG DIDUGA LAKUKAN PERBUATAN AMORAL -->

Javatimes

BERKEDOK PENGOBATAN ALTERNATIF, TOKOH AGAMA DI JOMBANG DIDUGA LAKUKAN PERBUATAN AMORAL

javatimesonline
08 Januari 2023
Tempat yang diduga digunakan tokoh agama di Jombang untuk melakukan perbutan amoral terhadap pasiennya


JOMBANG, DJAVATIMES -- Masyarakat Kabupaten Jombang digemparkan dengan adanya kabar tak sedap dari salah satu tokoh agama setempat. Pasalnya, tokoh agama tersebut (sebut saja Gus N) diisukan telah melakukan perbuatan amoral (kekerasan seksual) dengan kedok praktik pengobatan alternatif.

1. Pasien dari Kalangan Jamaah Sendiri

Dijelaskan AM, salah satu jamaah Gus N, sejak awal membuka praktik pengobatan alternatif, pasien Gus N berasal dari kalangan jamaahnya sendiri. Mereka memilih Gus N lantaran penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.

Kebanyakan (pasiennya) mempunyai keluhan penyakit yang sulit disembuhkan di tempat lain. Lalu dibawa ke Gus N, ujar AM.


Dikatakan AM, namun jika pasien tidak memahami metode pengobatan yang dilakukan Gus N, maka akan berpotensi menimbulkan fitnah. 

Dengan memahami cara pengobatan di sini (red: pengobatan Gus N), maka Alhamdulillah aman, lancar, ya sukses, ya terobati. Tapi kalo tidak paham itu yang menimbulkan fitnah, kata AM. 

 

2. Dokter Tidak Paham dan Tidak Mampu

Adapun metode pengobatannya yakni mengeluarkan energi (serangan gaib) dari jin yang ada di dalam tubuh pasien.

Metode ini dokter tidak akan paham, dan tidak akan mampu (mengeluarkan serangan gaib). Untuk melakukan metode ini juga atas seizin suami, sehingga suami dapat menyaksikan metode pengobatannya. Tanpa seizin dan pendampingan suami atau pihak keluarga, pengobatan ini tidak berani dilakukan, sambung AM.


3. Telanjang Setengah Badan

Lebih lanjut AM mengungkapkan bahwa metode pengobatannya yakni mengeluarkan penyakit (serangan gaib) melalui kemaluan yang di tampung/dimasukkan ke dalam tas kresek. 

Untuk mengeluarkan penyakitnya (red: jin), si pasien ini harus telanjang setengah badan, karena bagian bawah diganti dengan tas kresek besar, ungkap AM.


AM juga menjelaskan bahwa untuk mengobati pasien tergantung keluhan yang disampaikan. Jika penyakit yang diderita cukup parah, maka dilakukan penanganan khusus. Sementara jika tidak terlalu parah, maka cukup dengan air garam.

Berbeda untuk pasien laki-laki, metode pengobatannya dengan cara kemaluannya diketuk-ketuk dengan bolpoin, agar jin keluar dan dapat dimasukkan kedalam tas kresek, cerita AM.


4. Pasien Banyak yang Sembuh

Atas pengobatan itu, AM menyampaikan bahwa banyak pasien yang bersaksi penyakitnya bisa sembuh, meskipun dilakukan dengan cara yang tidak lazim.

Mereka sudah berobat ke dokter dan didiagnosa tidak terdeteksi penyakit. Lalu mereka disarankan dokter untuk berobat ke pengobatan alternatif dan mendapati pengobatan disini (Gus N), lalu sembuh, ucap AM.


Selain itu, AM juga bersaksi bahwa pengobatan tersebut benar disaksikan oleh suami si pasien. 

Sang suami ini menyaksikan serta mendampingi prosesi pengobatan tersebut. Sang suami juga menyetujui dengan metode pengobatan tersebut, karena memang menginginkan kesembuhan istrinya yang notabene diserang mahluk gaib atau disantet, aku AM yang juga diamini Gus N.


5. Pengakuan Suami Pasien

Informasi serupa juga disampaikan suami pasien yang tidak ingin disebut namanya dalam pemberitaan. Ia mengungkapkan bahwa saat ini Gus N tinggal dan rutin menyelenggarakan pengajian di Mushollah yang dibangun di depan rumahnnya di Kecamatan/Kabupaten Jombang.


Sang suami (sebut saja Sami) juga menerangkan bahwa hingga kini ia bersama keluarganya masih merupakan jamaah dari Gus N. 


6. Jadwal Gus N

Sejak tahun 2012, tambah Sami, Gus N menggelar kegiatan rutin pengajian dan ceramah agama. Dalam seminggu Gus N menggelar tiga kali yang berpusat di mushollahnya. Berikut jadwal yang diungkapkan Sami:

  1. Tiap hari Selasa pukul 23.00 WIB menggelar acara shalat malam berjamaah.
  2. Tiap hari Jumat pukul 15.00 WIB menggelar acara shalawatan Nariyah.
  3. Tiap hari Minggu pukul 10.00 WIB menggelar ceramah agama.


Dijelaskan Sami, tercatat setidaknya terdapat 100 orang pengikut Gus N yang rutin hadir dalam tiap pengajian tersebut.

Kebanyakan pengikut Gus N adalah jamaah dari luar Kota Jombang, adapun yang dari lingkungan sekitar tidak lebih dari 10 orang saja, ungkap Sami.


Dari rutinitas di atas, dijelaskan Sami, khusus di hari Minggu, acara pengajian dan ceramah agama lebih dikemas dalam bentuk penyampaian secara begilir. Mereka (perwakilan kelompok jamaah) yang memiliki hubungan kedekatan dengan Gus N berbagi testimoni tentang pengalaman menjadi sukses.

Ada yang menyampaikan pencapaiannya dalam karir jabatan, ada juga dalam peningkatan ekonomi. Banyak juga yang menceritakan pencapaian keberhasilan lainya yang bisa didapat berkat mengamalkan amalan yang diajarkan oleh Gus N, tutur Sami.


7. Kegiatan Rutin Sebagai Alat Propaganda

Menurut pendapat Sami, kelompok jamaah di atas sengaja dibentuk oleh Gus N dengan tujuan menjadikan kelompok tersebut sebagai alat propaganda dalam menyampaikan doktrin dan juga sarana dalam penyampaian ajaran kepada para pengikutnya.


Sami juga menerangkan bahwa kelompok jamaah tersebut kerap dijadikan alat penyampaian Gus N perihal serangan santet yang menimpa kepada beberapa pengikutnya kususnya wanita.

Adanya pernyataan serangan santet serta perlu dilakukannya penanganan, kerap menjadi keresahan di kalangan pengikut Gus N. Karena menurut beberapa jamaah, cara penanganan yang dilakukan oleh Gus N di nilai tidak lazim, bahkan kategori menyimpang, tutur Sami. 


8. Sami Menyaksikan Gus N Lakukan Perbuatan yang Dianggapnya Menyimpang

Sami berani mengatakan menyimpang, lantaran ia mengetahui sendiri pada saat dilakukan penanganan kepada istrinya di tempat Gus N.

Itu terjadi pada istri saya sendiri, pungkasnya.




(Gading)