Balai Budaya Nganjuk atau Balai Bingung?? -->

Javatimes

Balai Budaya Nganjuk atau Balai Bingung??

javatimesonline
16 Januari 2023
Balai Budaya Nganjuk (Foto: Lintang Chandra)


Gedung Balai Budaya Nganjuk adalah salah satu legenda bangunan bersejarah di Kabupaten Nganjuk. Awalnya gedung ini adalah gudang padi milik Soen Boen Lie yang berlokasi di samping Kantor Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM), cikal bakal PLN. Dalam rangka memberikan sarana hiburan bagi para buruh dan masyarakat sekitar, maka di halaman depan gudang padi tersebut, Soen Boen Lie kerapkali menggelar pagelaran wayang kulit, ketoprak, dan tayub. 


Lambat laun gudang milik Soen Boen Lie justru tidak lagi digunakan sebagai gudang padi, namun berubah menjadi gedung kesenian tradisional. Hal ini ditandai dengan dipentaskannya Wayang Wong Ngesti Pandawa pada tanggal 29 Juli 1938 di gedung tersebut. Saat itu, masih jarang ada pagelaran wayang orang panggung, umumnya pagelaran berupa wayang kulit. Wayang orang panggung adalah hasil inovasi perpaduan wayang orang keraton dengan teater barat. Karena itu, momentum pementasan Wayang Wong Ngesti Pandawa di Nganjuk menjadi peristiwa legendaris yang dimuat dalam surat kabar.


Namun sayangnya gemerlap kejayaannya Gedung Balai Budaya Nganjuk kian surut. Gedung yang dulunya penuh semarak pertunjukan lambat laun semakin tidak jelas peruntukannya. Pada sekitar tahun 80-an gedung ini pernah difungsikan sebagai Gedung Bioskop, tapi bangkrut dan mangkrak selama bertahun-tahun. 


Kemudian pada tahun 2016, gedung ini dipugar kembali menjadi Gedung Mpu Sindok, tapi kurang diberdayakan dengan optimal. Tidak jelas peruntukannya dan justru lebih banyak disewakan kepada masyarakat. Kadang jadi tempat latihan badminton, kadang jadi tempat wisuda, kadang jadi gedung pesta pernikahan. Tahun 2021 gedung ini sempat menjadi tempat karantina pasien Covid-19. Hingga kemudian beberapa bulan lalu dirubah lagi menjadi Kantor Dinas Porabudpar Kabupaten Nganjuk.


Barangkali boleh ya kalau kita namakan sekarang gedung ini sebagai "Balai Bingung", karena bingung mau dibuat apa.


Gedung fisiknya ada, tapi konsep budayanya hilang entah kemana. Semoga saja Dinas Porabudpar Kabupaten Nganjuk bisa memberdayakan lagi gedung balai budaya ini dan menghadirkan kembali cemerlang kejayaannya di masa lalu.




(Lintang Candra)